Rabu, 08 Mei 2019

Kembali ke Krim Dokter Lagi [Melawan Tratak]

Halooo... aku mencoba menulis lagi. Maaf kalau sedikit kaku.
Ada dua postinganku di blog ini tentang alasan memakai krim dokter dan alasan lepas krim dokter. Ya, aku lepas krim dokter sekitar enam bulan. Tapi akhir tahun 2018 kulitku lagi lagi bermasalah. Masalahnya tetap sama. Tidak lain dan tidak salah lagi. TRATAK.

Jumat, 02 Maret 2018

Alasan Lepas Krim Dokter

Wajah mulus, kinclong, bersinar siapa sih yang tidak mau ? Mau lah ya pasti semuanya. Mau dong. Ayolah mau aja. Ya ? Ya ?. Maaf maksa hehhe. Tapi kalau wajah sehat, cerah pastinya mau banget. Inget ya teman-teman tercinta. Widih seneng kan kalian aku cinta...... plis lah kalian juga harus cinta balik ke aku HAHAHA. Oke lanjut. Inget. JANGAN TEROBSESI PUTIH. Cerah lebih baik. Jadi jangan sampai salah obsesi. Krim Dokter emang kinclong, tapi nih ya kalau kalian tidak mengikuti aturan dengan baik dan benar, maka akan menimbulkan beberapa permasalahan.

Alasan Memakai Krim Dokter

Halo hai. I'm back. Maaf lama tidak menulis. Alasan klasik sih, males mencari topik. Aduh kasian Topik dicari padahal lagi sama ibunya. [apaan sih bel :(]
Sesuai judul yang tertera diatas. Kali ini aku akan membahas tentang alasan memakai krim dokter. Mungkin akan banyak tulisan tentang pengalaman pengalaman skin care aku setelah ini. Wohaaa... bahagianya bisa sharing tentang skin care. Ciwi - ciwi pastinya penasaran banget kan sama topik paling sensitif ini. [atau cuma aku doang nih yang penasaran ? hehe]. Well buat lelaki yang mungkin baca ini, dan bilang alay banget sih kayak gini dibahas. Stop. Segera close blog aku karna kalian para lelaki emang tidak pernah mengerti kami para wanita. [curcol kan eike jadinya]. Tapi tunggu dulu wahai lelaki-lelaki.. sebelum close blognya like dulu deh tulisan ini, tidak lama kok dan sangat mudah. HEHE

Kamis, 10 Agustus 2017

Pernah Lakukan Ini ?

Eh kok gendutan ?
Eh kok kurusan ? eh kok jerawatan ?
Pertanyaan pertanyaan sepertu itulah yang kerap kali kita dengar ketika bertemu teman lama di Indonesia. Yup, yang menjadi pertanyaanku, kenapa kita orang Indonesia lebih peduli terhadap fisik orang ? Apa tidak ada hal lain yang dapat ditanyakan ketika pertama kali bertemu seseorang ? Cobalah untuk bertanya kabarnya dahulu sebelum bertanya tentang perubahan fisik seseorang. Tanyalah bagaimana kuliahnya atau pekerjaannya. Jujur, saya memang belum bias tidak mengejek orang lain. Tapi saya sebisa mungkin tidak mengejek fisik orang lain. Mengapa begitu ? Karena orang yang kamu ejek itu tidak juga meminta memiliki fisik seperti itu. Misalkan seseorang itu hitam, pesek atau pendek. Apakah orang itu punya kuasa untuk mengubah bentuknya ? Apakah dia meminta Alloh untuk diberikan fisik seperti itu ? Jawabannya TIDAK.

Sabtu, 11 Maret 2017

Semut Rela Mati Demi Aku

Semut. Binatang kecil yang amat solid dengan kawannya itu seringkali aku abaikan. Aku bahkan sering kesal dengannya ketika ia tiba tiba datang menikmati sisa teh dari gelas kosongku. Atau ketika ia membangun rumahnya disekitarku. Sering juga aku menginjaknya, bahkan tanpa merasa bersalah aku membunuhnya ketika berada didekatku.Aku yang begitu jahat dan tak peduli pada semut tapi kenapa ia rela mati demi aku ?

Kamis, 16 Februari 2017

Dua Hari Bersama Pak Sapto dan Bu Pikat


Siapakah Pak Sapto dan Bu Pikat ? Pak Sapto dan Bu Pikat adalah sepasang suami istri yang membagikakan ilmu nya kepada saya dan teman-teman. Berungtung bagi kami mendapat kesempatan untuk belajar mengenai difabel dengan beliau-beliau. Saya dan delapan teman saya yang merupakan anggota KSR PMI Unit UNS memiliki rencana untuk mengadakan sebuah kegiatan dengan teman-teman yang memiliki kebutuhan khusus.

Minggu, 22 Januari 2017

DETAK

            Udara pagi yang sejuk menerpa wajah gadis manis yang tengah mengayuh sepedanya dengan sekuat tenaga agar cepat sampai sekolahnya. Meski tubuhnya kecil namun gadis yang lebih akrab dipanggil Chika itu tidak pernah mengeluh kecapekan. Dia lebih memilih untuk bersepedahan untuk ke sekolah karena jarak rumah dengan sekolahnya memang lumayan dekat. Apalagi saat berangkat sekolah ia begitu menikmati momen saat sinar matahari yang masih malu malu muncul menghangati badannya.
            Chika berjalan santai menuju kelasnya X-9. Disanalah dia bertemu teman teman yang sangat begitu ia rindukan saat di rumah. Ia kemudian duduk di bangku depan favoritnya saat dikelas. Kelas masih sepi, hanya ia, Rasti dan tiga teman lain yang baru datang. Kebanyakan mereka menelungkupkan kepala ke meja untuk bermimpi sebentar. Chika yang tidak tertarik untuk kembali bermimpi pagi itu kemudian mencoba mengusir jenuh dengan bermain hp. Ia ingin menenggelamkan diri dengan sosial media miliknnya.
           
 
Bela Sofiana Lenterawati Blogger Template by Ipietoon Blogger Template