Halooo... aku mencoba menulis lagi. Maaf kalau sedikit kaku.
Ada dua postinganku di blog ini tentang alasan memakai krim dokter dan alasan lepas krim dokter. Ya, aku lepas krim dokter sekitar enam bulan. Tapi akhir tahun 2018 kulitku lagi lagi bermasalah. Masalahnya tetap sama. Tidak lain dan tidak salah lagi. TRATAK.
Rabu, 08 Mei 2019
Kembali ke Krim Dokter Lagi [Melawan Tratak]
Label:
KECANTIKAN
Jumat, 02 Maret 2018
Alasan Lepas Krim Dokter
Wajah mulus, kinclong, bersinar siapa sih yang tidak mau ? Mau lah ya pasti semuanya. Mau dong. Ayolah mau aja. Ya ? Ya ?. Maaf maksa hehhe. Tapi kalau wajah sehat, cerah pastinya mau banget. Inget ya teman-teman tercinta. Widih seneng kan kalian aku cinta...... plis lah kalian juga harus cinta balik ke aku HAHAHA. Oke lanjut. Inget. JANGAN TEROBSESI PUTIH. Cerah lebih baik. Jadi jangan sampai salah obsesi. Krim Dokter emang kinclong, tapi nih ya kalau kalian tidak mengikuti aturan dengan baik dan benar, maka akan menimbulkan beberapa permasalahan.
Label:
KECANTIKAN,
SHARING
Alasan Memakai Krim Dokter
Halo hai. I'm back. Maaf lama tidak menulis. Alasan klasik sih, males mencari topik. Aduh kasian Topik dicari padahal lagi sama ibunya. [apaan sih bel :(]
Sesuai judul yang tertera diatas. Kali ini aku akan membahas tentang alasan memakai krim dokter. Mungkin akan banyak tulisan tentang pengalaman pengalaman skin care aku setelah ini. Wohaaa... bahagianya bisa sharing tentang skin care. Ciwi - ciwi pastinya penasaran banget kan sama topik paling sensitif ini. [atau cuma aku doang nih yang penasaran ? hehe]. Well buat lelaki yang mungkin baca ini, dan bilang alay banget sih kayak gini dibahas. Stop. Segera close blog aku karna kalian para lelaki emang tidak pernah mengerti kami para wanita. [curcol kan eike jadinya]. Tapi tunggu dulu wahai lelaki-lelaki.. sebelum close blognya like dulu deh tulisan ini, tidak lama kok dan sangat mudah. HEHE
Label:
KECANTIKAN,
SHARING
Kamis, 10 Agustus 2017
Pernah Lakukan Ini ?
Eh kok gendutan ?
Eh kok kurusan ? eh kok jerawatan ?
Pertanyaan pertanyaan sepertu itulah yang kerap kali kita
dengar ketika bertemu teman lama di Indonesia. Yup, yang menjadi pertanyaanku,
kenapa kita orang Indonesia lebih peduli terhadap fisik orang ? Apa tidak ada
hal lain yang dapat ditanyakan ketika pertama kali bertemu seseorang ? Cobalah
untuk bertanya kabarnya dahulu sebelum bertanya tentang perubahan fisik
seseorang. Tanyalah bagaimana kuliahnya atau pekerjaannya. Jujur, saya memang
belum bias tidak mengejek orang lain. Tapi saya sebisa mungkin tidak mengejek
fisik orang lain. Mengapa begitu ? Karena orang yang kamu ejek itu tidak juga
meminta memiliki fisik seperti itu. Misalkan seseorang itu hitam, pesek atau
pendek. Apakah orang itu punya kuasa untuk mengubah bentuknya ? Apakah dia
meminta Alloh untuk diberikan fisik seperti itu ? Jawabannya TIDAK.
Sabtu, 11 Maret 2017
Semut Rela Mati Demi Aku
Semut.
Binatang kecil yang amat solid dengan kawannya itu seringkali aku abaikan. Aku
bahkan sering kesal dengannya ketika ia tiba tiba datang menikmati sisa teh
dari gelas kosongku. Atau ketika ia membangun rumahnya disekitarku. Sering juga
aku menginjaknya, bahkan tanpa merasa bersalah aku membunuhnya ketika berada
didekatku.Aku yang begitu jahat dan tak peduli pada semut tapi kenapa ia rela
mati demi aku ?
Kamis, 16 Februari 2017
Dua Hari Bersama Pak Sapto dan Bu Pikat
Siapakah Pak Sapto dan
Bu Pikat ? Pak Sapto dan Bu Pikat adalah sepasang suami istri yang membagikakan
ilmu nya kepada saya dan teman-teman. Berungtung bagi kami mendapat kesempatan
untuk belajar mengenai difabel dengan beliau-beliau. Saya dan delapan teman
saya yang merupakan anggota KSR PMI Unit UNS memiliki rencana untuk mengadakan
sebuah kegiatan dengan teman-teman yang memiliki kebutuhan khusus.
Minggu, 22 Januari 2017
DETAK
Udara
pagi yang sejuk menerpa wajah gadis manis yang tengah mengayuh sepedanya dengan
sekuat tenaga agar cepat sampai sekolahnya. Meski tubuhnya kecil namun gadis
yang lebih akrab dipanggil Chika itu tidak pernah mengeluh kecapekan. Dia lebih
memilih untuk bersepedahan untuk ke sekolah karena jarak rumah dengan
sekolahnya memang lumayan dekat. Apalagi saat berangkat sekolah ia begitu
menikmati momen saat sinar matahari yang masih malu malu muncul menghangati
badannya.
Chika
berjalan santai menuju kelasnya X-9. Disanalah dia bertemu teman teman yang
sangat begitu ia rindukan saat di rumah. Ia kemudian duduk di bangku depan
favoritnya saat dikelas. Kelas masih sepi, hanya ia, Rasti dan tiga teman lain
yang baru datang. Kebanyakan mereka menelungkupkan kepala ke meja untuk
bermimpi sebentar. Chika yang tidak tertarik untuk kembali bermimpi pagi itu
kemudian mencoba mengusir jenuh dengan bermain hp. Ia ingin menenggelamkan diri
dengan sosial media miliknnya.
Langganan:
Postingan (Atom)