Sabtu, 11 Maret 2017

Semut Rela Mati Demi Aku

Semut. Binatang kecil yang amat solid dengan kawannya itu seringkali aku abaikan. Aku bahkan sering kesal dengannya ketika ia tiba tiba datang menikmati sisa teh dari gelas kosongku. Atau ketika ia membangun rumahnya disekitarku. Sering juga aku menginjaknya, bahkan tanpa merasa bersalah aku membunuhnya ketika berada didekatku.Aku yang begitu jahat dan tak peduli pada semut tapi kenapa ia rela mati demi aku ?

Ya. Tadi malam seekor semut mati karenaku. Semut itu rela mati demi membangunkanku dari tidur nyenyakku. Kesal ? Sangat. Awalnya aku sangat kesal karena tidurku terganggu. Kupingku gatal dan terdengar suara ‘grubuk grubuk’. Aku yang masih ngantuk terpaksa membuka mataku karena tidak nyaman dengan kondisi itu. Kulihat jarum jam beker di meja menunjukkan pukul tiga pagi. Sejenak aku berpikir apa yang terjadi dengan telingaku. Setelah kondisiku sudah sadar sepnuhnya, aku berasumsi bahwa ada semut yang masuk telingaku. Semut itu terus bergerak di telingaku dan menimbulkan rasa yang tidak nyaman. Jari telunjukku terus berusaha untuk mengeluarkan semut itu tapi nihil, semut itu tidak keluar dari telingaku. Kemudian kurasakan telingaku mulai gatal tapi rasa ‘grubuk-grubuk’ itu sudah hilang. Dengan bantuan google, aku mencari cara untuk mengeluarkan semut yang ada di telingaku. Banyak artikel yang aku baca. Semua cara aku coba, dari yang mengarahkan senter ke lubang telinga, sampai menutup sebelah telinga yang tidak dimasuki semut, mengoleskan minyak kayu putih ke belakang telinga dan mengoleskan air liur di daun telinga. Semua cara itu sudah aku coba. Tapi belum berhasil mengeluarkan semut itu dari telingaku.
            Aku kemudian termenung dan mulai berpikir tentang kejadian ini. Bagaimana bisa aku bangun jam tiga pagi padahal aku baru tidur sekitar jam setengah satu pagi. Aku tau semenjak kuliah waktu tidurku sangat berantakan. Aku terbiasa tidur lebih dari jam dua belas malam. Alhasil aku jarang sekali bertemu dengan Rabb ku, Alloh Yang Maha Kuasa di waktu yang sebenarnya sangat romantis. Oh tidak, barangkali aku sering bangun di waktu romantis itu namun enggan untuk meninggalkan kenyamanan kasur kosku. Begitu ruginya diriku yang melewatkan sepertiga malam itu untuk sekedar berkeluh kesah atau bersyukur atas apa yang telah aku terima kepada Alloh, Pemilik alam semesta ini. Setelah berpikir tentang hal itu, muncul niat dari hatiku untuk sholat malam. Sungguh aku sangat malu, aku sebelumnya tidak ada niatan untuk melaksanakan sholat malam. Namun karena aku tertimpa musibah (telingaku gatal) aku baru ingat padaNya. Begitulah manusia, ketika senang sering lupa pada Sang Pemberi Kesenangan itu. Namun ketika dilanda kesusahan ia baru ingat dengan Tuhannya. Setelah sholat itu, aku mencoba untuk tidur kembali. Tapi teligaku masih terasa gatal. Kemudian kuberanikan diriku untuk mencoba cara yang aku baca di artikel google. Sebenarnya aku sudah membaca artikel itu di awal, tapi tidak aku praktekan karena menurutku terlalu berbahaya. Caranya yatiu meneteskan baby oil ke dalam telinga kemudian di diamkan beberapa menit, setelah itu meneteskan air hangat ke telinga lalu kepala kita dimiringkan agar airdan baby oil itu bisa keluar dari dalam telinga itu. Ketika baby oil itu masuk telingaku, kurasakan pendengaranku seperti tersumbat, setelah itu rasa hangat mengalir dari telinga ketika kepalaku dimiringkan untuk megeluarkan air dan baby oil. Aku menahannya dengan tisu agar air yang mengalir tidak membasahi leherku. Aku merasakan telingaku berfungsi normal kembali setelah air itu keluar dari telingaku, rasa gatal yang sebelumnya juga hilang. Kulihat seekor semut yang telah mati menempel pada tisu yang aku pakai untuk menahan air yang keluar dari telingaku. Alhamdulillah. Semut itu telah keluar dari telingaku. Sayangnya semut itu keluar dalam keadaan mati. Rasanya aku ingin mengucapkan beribu ribu terimakasih padanya, karena berkat semut itu (atas izin Alloh) aku terbangun pagi itu dan dapat melaksanakan sholat malam. Jam beker yang selalu kunyalakan bahkan tidak mampu membangunkanku untuk sholat malam, dakwah-dakwah tentang keutamaan sholat malam juga tak kuasa menggerakkan hatiku untuk melaksanakan sholat malam. Namun seekor semut kecil yang biasa aku abaikan malah mampu membuatku melaksanakan sholat malam itu.
Sungguh begitu karunia Alloh sangat besar. Semua yang terjadi tentang kisah semut yang mati untukku adalah rencana dari Alloh. Alloh telah mengutus seekor semut itu untuk menyadarkanku dan semut itu dengan patuh melaksanakan perintah Alloh meski ia harus mati setelah melaksanakan perintah itu. Alhamdulillah. hidayah memanng datang dari arah yang tak terduga. Semoga Alloh selalu membukakan pintu hidayahNya kepada kita semua. Aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Bela Sofiana Lenterawati Blogger Template by Ipietoon Blogger Template