Semut.
Binatang kecil yang amat solid dengan kawannya itu seringkali aku abaikan. Aku
bahkan sering kesal dengannya ketika ia tiba tiba datang menikmati sisa teh
dari gelas kosongku. Atau ketika ia membangun rumahnya disekitarku. Sering juga
aku menginjaknya, bahkan tanpa merasa bersalah aku membunuhnya ketika berada
didekatku.Aku yang begitu jahat dan tak peduli pada semut tapi kenapa ia rela
mati demi aku ?
Ya.
Tadi malam seekor semut mati karenaku. Semut itu rela mati demi membangunkanku
dari tidur nyenyakku. Kesal ? Sangat. Awalnya aku sangat kesal karena tidurku
terganggu. Kupingku gatal dan terdengar suara ‘grubuk grubuk’. Aku yang masih
ngantuk terpaksa membuka mataku karena tidak nyaman dengan kondisi itu. Kulihat
jarum jam beker di meja menunjukkan pukul tiga pagi. Sejenak aku berpikir apa
yang terjadi dengan telingaku. Setelah kondisiku sudah sadar sepnuhnya, aku
berasumsi bahwa ada semut yang masuk telingaku. Semut itu terus bergerak di
telingaku dan menimbulkan rasa yang tidak nyaman. Jari telunjukku terus
berusaha untuk mengeluarkan semut itu tapi nihil, semut itu tidak keluar dari
telingaku. Kemudian kurasakan telingaku mulai gatal tapi rasa ‘grubuk-grubuk’
itu sudah hilang. Dengan bantuan google, aku mencari cara untuk mengeluarkan
semut yang ada di telingaku. Banyak artikel yang aku baca. Semua cara aku coba,
dari yang mengarahkan senter ke lubang telinga, sampai menutup sebelah telinga
yang tidak dimasuki semut, mengoleskan minyak kayu putih ke belakang telinga
dan mengoleskan air liur di daun telinga. Semua cara itu sudah aku coba. Tapi
belum berhasil mengeluarkan semut itu dari telingaku.
Aku kemudian termenung dan mulai berpikir tentang
kejadian ini. Bagaimana bisa aku bangun jam tiga pagi padahal aku baru tidur
sekitar jam setengah satu pagi. Aku tau semenjak kuliah waktu tidurku sangat
berantakan. Aku terbiasa tidur lebih dari jam dua belas malam. Alhasil aku
jarang sekali bertemu dengan Rabb ku, Alloh Yang Maha Kuasa di waktu yang sebenarnya
sangat romantis. Oh tidak, barangkali aku sering bangun di waktu romantis itu
namun enggan untuk meninggalkan kenyamanan kasur kosku. Begitu ruginya diriku
yang melewatkan sepertiga malam itu untuk sekedar berkeluh kesah atau bersyukur
atas apa yang telah aku terima kepada Alloh, Pemilik alam semesta ini. Setelah
berpikir tentang hal itu, muncul niat dari hatiku untuk sholat malam. Sungguh
aku sangat malu, aku sebelumnya tidak ada niatan untuk melaksanakan sholat
malam. Namun karena aku tertimpa musibah (telingaku gatal) aku baru ingat
padaNya. Begitulah manusia, ketika senang sering lupa pada Sang Pemberi
Kesenangan itu. Namun ketika dilanda kesusahan ia baru ingat dengan Tuhannya.
Setelah sholat itu, aku mencoba untuk tidur kembali. Tapi teligaku masih terasa
gatal. Kemudian kuberanikan diriku untuk mencoba cara yang aku baca di artikel
google. Sebenarnya aku sudah membaca artikel itu di awal, tapi tidak aku
praktekan karena menurutku terlalu berbahaya. Caranya yatiu meneteskan baby oil
ke dalam telinga kemudian di diamkan beberapa menit, setelah itu meneteskan air
hangat ke telinga lalu kepala kita dimiringkan agar airdan baby oil itu bisa
keluar dari dalam telinga itu. Ketika baby oil itu masuk telingaku, kurasakan
pendengaranku seperti tersumbat, setelah itu rasa hangat mengalir dari telinga
ketika kepalaku dimiringkan untuk megeluarkan air dan baby oil. Aku menahannya
dengan tisu agar air yang mengalir tidak membasahi leherku. Aku merasakan
telingaku berfungsi normal kembali setelah air itu keluar dari telingaku, rasa
gatal yang sebelumnya juga hilang. Kulihat seekor semut yang telah mati
menempel pada tisu yang aku pakai untuk menahan air yang keluar dari telingaku.
Alhamdulillah. Semut itu telah keluar dari telingaku. Sayangnya semut itu
keluar dalam keadaan mati. Rasanya aku ingin mengucapkan beribu ribu
terimakasih padanya, karena berkat semut itu (atas izin Alloh) aku terbangun
pagi itu dan dapat melaksanakan sholat malam. Jam beker yang selalu kunyalakan
bahkan tidak mampu membangunkanku untuk sholat malam, dakwah-dakwah tentang
keutamaan sholat malam juga tak kuasa menggerakkan hatiku untuk melaksanakan
sholat malam. Namun seekor semut kecil yang biasa aku abaikan malah mampu
membuatku melaksanakan sholat malam itu.
Sungguh
begitu karunia Alloh sangat besar. Semua yang terjadi tentang kisah semut yang
mati untukku adalah rencana dari Alloh. Alloh telah mengutus seekor semut itu
untuk menyadarkanku dan semut itu dengan patuh melaksanakan perintah Alloh
meski ia harus mati setelah melaksanakan perintah itu. Alhamdulillah. hidayah
memanng datang dari arah yang tak terduga. Semoga Alloh selalu membukakan pintu
hidayahNya kepada kita semua. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar